Jumat, 01 Juli 2016

TUNTUTAN KESETIAAN

Bacaan: 1 Korintus 4:1-5, 14-20
NATS: Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai (1 Korintus 4:2)

Kita sering memerhatikan dan memuja orang-orang yang terkenal dan sukses. Namun terkadang kita membaca tentang orang biasa yang tidak terkenal, tetapi dihormati karena pelayanannya yang setia selama bertahun-tahun. Bisa jadi ia seorang penjaga sekolah, pelayan kantin, tukang, atau kasir toko yang telah melayani orang lain dengan cara yang dapat diandalkan dan penuh dedikasi.

Sikap dapat dipercaya seperti ini sering luput dari perhatian banyak orang, tetapi saya yakin itu adalah gambaran luar biasa mengenai bagaimana seharusnya kita hidup. Meskipun kesetiaan bukan sesuatu yang mudah terlihat, tetapi kian hari kian dipandang penting oleh Allah.

Paulus menulis, “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan ... bahwa mereka ternyata dapat dipercayai” (1 Korintus 4:2). Jika kita hidup dengan penuh kesetiaan kepada Kristus, Allah telah berjanji untuk memberikan ganjaran kepada kita pada waktu yang telah ditetapkan-Nya. Ketika Tuhan datang, Dia “akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah” (ayat 5).

Ketika kita merindukan keberhasilan, Allah berkata, “Aku akan memberimu ganjaran.”
Ketika kita haus akan pengakuan, Allah berkata, “Aku mengakuimu.”
Ketika kita siap menyerah, Allah berkata, “Aku akan menolongmu.”

Entah pelayanan kita diketahui banyak orang atau tidak, kita memiliki tanggung jawab yang sama, yakni setia --David McCasland


ALLAH TIDAK MEMINTA KITA UNTUK SUKSES MELAINKAN UNTUK SETIA

Sumber : Aplikasi Renungan PAgi, Siang dan Malam Apri 2016


Saat lelah dengan segalanya aku suka membaca kembali renungan di atas, sangat-sangat memberkati. Memang ketika kita memandang sekeliling semua terasa melelahkan. Kerja siang malam untuk apa? Apalagi ketika kita mulai membandingkan dengan kerjaan, penghasilan dan kesuksesan orang lain. Ditambah lagi ketika kita sudah berusaha untuk berdamai dan mencintai pekerjaan kita, masih ada saja pihak yang berbuat jahat. Hmmm Ya, kita tahu bahwa kita saharusnya tidak mengeluh, tapi terkadang ada satu titik dimana semua menjadi tidak tertahan. Ya mungkin saat ini pekerjaan yang kita miliki hanya pekerjaan “ecek-ecek”, namun percayalah tanpa kontribusi kecil itu, tidak ada Indonesia yang lebih baik. Coba lihatlah secara lebih luas, jangan hanya melihat kondisi kita saat ini. Tujuan kita bekerja apa? Dan saat ada saja pihak yang mencoba membuatmu menyerah untuk mencintai pekerjaanmu, tunjukkan kepada mereka seberapa tangguh dirimu. Aku percaya ketika Tuhan sudah menempatkan kita pada satu pekerjaan, Tuhan punya rencana di situ. Dan ketika Tuhan sudah mempercayakan kita suatu pekerjaan, kita akan berusaha disitu. Tidak akan menyerah, apapun dan seberapa sakitnya rasanya sampai semua selesai.

Aku percaya semua cobaan ini untuk membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih tangguh. Ketika Tuhan mempercayakan pekerjaan yang “ecek-ecek dan berat” berarti Tuhan itu baik. Dia tidak ingin suatu saat kita diliputi oleh kesombongan bahwa itu karena hasil usaha kita sendiri. Tetapi ketika kita bekerja dimana setiap harinya adalah perjuangan untuk bertahan, perjuangan untuk mencintai, perjuangan untuk setia berdoa dalam linangan air mata, pada akhirnya ketika pekerjaan itu selesai, kita dapat berkata “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman (2 Tim 4:7)”

slide show

wibiya widget