Hai,
hello? Apa kabar dirimu? Aku tidak tahu siapa kamu, dimana kamu, apa yang
sedang kamu lakukan, atau apakah yang sedang kamu gumulkan saat ini. Masihkah dirimu
setia mendoakan diriku?
Melalui
surat ini, aku ingin menyampaikan maaf kepadamu, maafkan karena aku kurang
sabar menunggumu. Maafkan aku karena ternyata aku tidak dapat menepati janjiku
untuk menunggumu dengan setia.
Banyak
hal yang telah aku lalui dan saat ini aku benar-benar sedang berada di
hari-hari yang sulit. Banyak hal yang benar-benar tidak terduga olehku. Ternyata
dunia ini penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Bagaimana denganmu? Apa yang
sedang kamu alami? Ingin rasanya segera bertemu denganmu dan mendampingi
dirimu, berbagi suka dan duka bersama serta bertumbuh bersama dalam kasih
Tuhan. Namun tampaknya, ternyata Tuhan masih membentuk aku dan kamu.
Saat
ini dapat aku akui bahwa hatiku hancur. Tapi, aku bersyukur akan apa yang aku
alami. Jika saja aku tidak mengalami semua penderitaan ini, mungkin kamu akan
menemukanku menjadi sosok wanita yang sombong, sombong akan kerohaniaanku, kecantikanku,
dan kepintaranku. Tapi puji Tuhan, saat ini Tuhan mengambil semua itu dariku
untuk mengajarkan kepadaku tentang kerendahan hati sehingga akhirnya nanti aku
dapat menghormatimu sebagai suamiku.
Saat
ini aku sedang menikmati masa-masa dimana Tuhan membentukku. Tolong bawa aku
terus dalam doamu, doakan aku menjadi wanita yang kuat, wanita yang dipulihkan
dan diubahkan oleh kasih Tuhan.
Aku
pun terus berdoa untukmu, apapun yang kamu alami, Tuhan terus menjagamu dan
membentukmu makin mencintaiNya hingga akhirnya kita bertemu, saling mencintai,
saling mengasihi dalam kasih Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar