Senin, 14 Desember 2015

A letter for you



Hai, hello? Apa kabar dirimu? Aku tidak tahu siapa kamu, dimana kamu, apa yang sedang kamu lakukan, atau apakah yang sedang kamu gumulkan saat ini. Masihkah dirimu setia mendoakan diriku? 
 
Melalui surat ini, aku ingin menyampaikan maaf kepadamu, maafkan karena aku kurang sabar menunggumu. Maafkan aku karena ternyata aku tidak dapat menepati janjiku untuk menunggumu dengan setia. 

Banyak hal yang telah aku lalui dan saat ini aku benar-benar sedang berada di hari-hari yang sulit. Banyak hal yang benar-benar tidak terduga olehku. Ternyata dunia ini penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Bagaimana denganmu? Apa yang sedang kamu alami? Ingin rasanya segera bertemu denganmu dan mendampingi dirimu, berbagi suka dan duka bersama serta bertumbuh bersama dalam kasih Tuhan. Namun tampaknya, ternyata Tuhan masih membentuk aku dan kamu.

Saat ini dapat aku akui bahwa hatiku hancur. Tapi, aku bersyukur akan apa yang aku alami. Jika saja aku tidak mengalami semua penderitaan ini, mungkin kamu akan menemukanku menjadi sosok wanita yang sombong, sombong akan kerohaniaanku, kecantikanku, dan kepintaranku. Tapi puji Tuhan, saat ini Tuhan mengambil semua itu dariku untuk mengajarkan kepadaku tentang kerendahan hati sehingga akhirnya nanti aku dapat menghormatimu sebagai suamiku. 

Saat ini aku sedang menikmati masa-masa dimana Tuhan membentukku. Tolong bawa aku terus dalam doamu, doakan aku menjadi wanita yang kuat, wanita yang dipulihkan dan diubahkan oleh kasih Tuhan. 

Aku pun terus berdoa untukmu, apapun yang kamu alami, Tuhan terus menjagamu dan membentukmu makin mencintaiNya hingga akhirnya kita bertemu, saling mencintai, saling mengasihi dalam kasih Tuhan.

0 komentar:

slide show

wibiya widget